Rabu, 06 Juli 2011

Temani Aku Lebih Awal


Aku Farhan. Farhan Ramdhani 25 tahun. Mahasiswa termuda S3 yang sedang studi untuk mengejar disertasi yang sebentar lagi akan ku rampungkan. Banyak hal yang aku rindukan di kampung halaman. Indonesia. Sudah kali ke tiga aku merayakan Ied di negeri orang. Rasanya rindu sudah tak terbendung lagi. Hari ini, Maret 2011 aku pulang ke rumah. Perjalanan diudara hanya memakan waktu 4 jam. Akhirnya tiba juga di rumah. Syukurlah. Setelah bercengkrama dengan sanak keluarga, aku baringkan badan ini diatas ranjang berkasur kapuk 90 x 200 cm yang terletak di kamar kecil samping ruang keluarga. Benar, di kamar ku dan juga calon kamarnya. Dia Riri. Gadis kecilku yang lebih muda 3 tahun dariku. Pertemuan 100 hari dari awal Februari 2007 itu berakhir dengan kisah manis. Aku merajut tali kasih dengannya.

Sudahlah, pikirku sambil mengusap airmata.

Kejadian minggu pertama di Desember 2008 kembali terngiang.

Han, temani aku lebih awal. Ucapnya sambil melepasku. Sedang aku hanya tersenyum dan berusaha membendung tetesan airmata yang hampir membasahi kedua pipiku. Entah karena apa aku sangat ingin menangis. Yang aku  tahu, raut manja gadis ini pasti sangat aku rindukan.

Aku pergi dulu ya Ri.. Aku akan segera pulang setelah mengantongi gelar M.Si dan aku akan segera datang ke rumah. Keluarga itu akan menjadi nyata sayang di akhir tahun 2010. Jaga diri kamu baik-baik ya.. Ucapku mengakhiri percakapan siang itu sambil mengecup kepalanya. Aku sayang kamu Ri..

Kisah itu terlalu manis untuk dilupakan tapi terlalu perih untuk diingat. Surat, foto-foto, lukisan tangannya, dan semua isi di dalam kotak ini, mereka semua saksi bisu perjalanan kami.

Farhan apa kabar? Gimana kuliah kamu disana? Kamu baik-baik saja kan?
Aku disini baik-baik saja.
Aku punya cerita hari ini. Tadi Siska nanyain kamu.
Kamu ingat Siska kan? Itu yang sering bilang kita ini pasangan serasi sayang.. Katanya kapan kakak nikah sama kak Farhan yang ganteng itu? Dasar anak kecil.
Aku selalu nunggu kamu sayang. Selalu..

Itu surat pertama yang masuk ke email-ku setelah kami terpisahkan oleh jarak dan waktu. Tiap kalimatnya sungguh semangat yang luar biasa bagiku. She’s my little angle for me.

Selamat tahun baru sayang :)
Moga lancar kuliahnya, amin.
Jangan lirik perempuan lain disana ya.. Tetap lirik aku aja ;)
Postingan ini yang paling sering aku baca. Riri. Aku sayang kamu sayang..

Sayang apa kabar?
Semoga sehat disana. Doa terbaik dari aku buat kamu.
Kamu kapan pulang? Doain aku dari sana ya :)
Februari ini kamu pulang ga? Pulang ya. Sebentar aja. Yah.. Hhehehe :)

Itu email terakhir yang dia kirim akhir Januari 2009. Hari itu pagi di 19 Februari, aku sengaja pulang ke Indonesia hanya untuk membuatnya bahagia di genap umurnya yang ke 19. Aku tahu, dia akan terlihat cantik. Bahkan sangat cantik dengan senyum lebarnya melihat kedatanganku yang sangat dia harapkan. Besok akan menjadi hari bahagianya. Pikirku. Dan pasti akan begitu. Tunggu aku manis, gumamku. Waktu memang bersahabat pada hari itu. Hingga hari yang aku dan dia tunggu datang juga. Jum’at, 20 Februari 2009. Ku percepat langkahku menuju rumahnya. Semenit sekali aku pandangi kotak merah berisi cincin perak untuk hadiah ulang tahunnya. Suasana agak sedikit berbeda setelah aku sampai di gang depan rumahnya. Keramaian. Ada apa ya? Pikirku sedikit heran. Ah, ada yang sedang melangsungkan akad mungkin. Jawabku menenangkan batin. Sayang, aku pulang. Gumamku lagi dalam hati sambil tersenyum membayangkan wajah polosnya. Tapi bendera itu menghentikan langkahku. Sesaat aku tak percaya dari apa yang aku lihat. Benar, dia terlihat cantik. Bahkan sangat cantik.

Ini kotak dari Riri nak Farhan.. Ucap ibunya sambil menitikan airmata.

Dan hari ini aku membukanya lagi.

Farhan, ini surat terakhir. Aku sengaja menulisnya khusus buat kamu. Ini tulisan tanganku loh. Biasanya aku menulisnya lewat nada keyboard laptop yang nantinya bisa kamu baca lewat laptop kamu. Simpan ya tulisan ini. Ini bukti kalau aku pernah ada dan ngewarnain hari kamu. Begitu juga sebaliknya. Kamu nggak ngelirik perempuan lain kan selama kita nggak ketemu? Tetap lirik aku ya. Hheheheh. Farhan, aku masih tetap cantik kan dimata kamu? Jadi nantinya kamu nggak perlu malu buat nunjukin foto aku ke calon istri kamu nantinya. Biar sekedar dia tahu aja. Dan biar aku juga tahu mana calon istri dari laki-laki yang paling aku sayang.. Oh iya, maaf ya aku nggak ngabarin. Orang rumah juga pada nggak tahu. Aku nggak mau mereka sedih sayang. Aku bahagia ko. Bener deh. Penyakit ini membuat aku lebih bersyukur menjalani hidup. Aku ngidap radang otak sayang. Aku juga baru tahu. Kemarin sayang, pas kamu mau berangkat. Aku baru tahu kalau pusing yang aku rasain tuh beda dengan pusing kebanyakan. Aku juga baru tahu kalau seringnya aku pingsan itu bukan karena aku terlalu cape atau nggak bisa jaga diri. Farhan, bisa nggak kamu datang lebih awal? Disini, kemari. Temani aku sayang. Aku yakin kamu bisa. Karena kamu emang selalu ada disamping aku. Begitu kan? Aku sayang kamu Farhan, selalu.
-19 Februari 2009, jam 8 malam

Kamu lebih cantik dari bidadari manapun sayang.. Ucapku sambil melipat surat yang sedari tadi aku pegang.




ditulis oleh Risya Radhianti S.Si (amiiin)

2 komentar:

  1. bagus beeepp...
    sediiih... :(
    dari judul'a aj dah dalem bgt. merinding..

    qm suka nulis jg yah?
    aq jg lho,,
    ad blog'a jg..
    qeesweetpink.blogspot.com/
    silahkan dinikmati dan dikritik.
    hihi..

    lanjutkah yah sayangs..

    >>qee sweetpink<<

    BalasHapus
  2. huum :)
    hihihihi. klo lg ada inspirasi bs cepet ki nulis t, tp klo ad, yahhh,, mentok cm bs megang keyboard tp g nulis apa2, hahahha :))

    oke cantik ;)
    kita saling share aja yahh :)

    BalasHapus

Tulis dong menurut lo. Biar eksis! ;)